Jumlah pengunjung

Minggu, 10 Mei 2015

Selcouth Girl


"Kami harus pergi.." Kata wanita itu pada seorang gadis yang terduduk di atas kursi roda, "Kami akan kembali, Rin.." Sambung seorang pria mengelus surai lurus nan panjang milik anaknya itu. Rin, gadis kecil itu, hanya mengangguk kecil "Hati.. hati.." katanya pelan. Sudah berminggu-minggu kedua orang itu pergi, namun tak kembali jua. Hanya kabar mereka tiadalah yang Rin dengar. Hampir semua negara hancur akibat perang, hanya satu negaralah yang tersisa. Rin dibawa kesana dan bertemu seorang pria yang merubah hidupnya keseluruhan.
Itulah trailer cerpen Selcouth Girl. Cerpen berlatarkan pedesaan dan kamp militer Jepang ini mengisahkan seorang gadis difabel yang bernama Rin, yang memiliki kemampuan supranatural. Kisahnya berlanjut ketika ia bertemu komandan yang mendidiknya hingga akhirnya menjadi cinta sejatinya. Akankah sang komandan dapat menerimanya dalam segala kekurangannya? 
Baca terus Selcouth Girl..

Sabtu, 09 Mei 2015

Pengakuan Pembunuh Kecoa


Waktu itu hari menjelang malam, sudah maghrib. Saya hendak menutup rumah.  Tiba-tiba dating tamu berlari menyeruak masuk dan menabrak perabotan. Berlari kesana kemari, dengan panik, namun aku tidak tahu apa sebabnya. Aku mengira itu adalah gejala ayan (epilepsy). Karena panik, aku hendak menolongnya dengan memberi obat. Awalnya dia berlari semakin kencang. Mungkin itu efek awal dari obat yang saya berikan. Kemudian saya beri obat itu lagi. Tamu itu meronta dan malah membuat tubuhnya basah kuyub dengan obat itu. Namun semenit kemudian dia terlihat tenang. Dia membaringkan diri di sudut ruangan. Ah.. syukurlah, dia sudah baikan dan hendak istirahat, pikirku. Kuletakan obat itu di dekatnya. Aku pergi melaksanakan apa yang ingin kulakukan di awal; pergi menutup pintu. Sejenak aku melupakan tamu itu. Sejam kemudian, aku ingat akan tamu itu. Aku hendak membangunkannya untuk menanyakan apa dia sudah baikan apa belum? Apa perlu kupanggilkan dokter? Saat aku menghampirinya, kulihat dia sudah terbujur kaku.

Selasa, 05 Mei 2015

Senandung Bebas

Lalala
lalalalalalalalala....
Tralalalala...
Trudidamdidum pam cepapam..
Lalalalalala
Lalalalaalalala...

*plak* sebuah sandal swallow mendarat indah beserta cacian tetangga di malam yang dingin dan senyap tanpa dirimu