Jumlah pengunjung

Minggu, 30 Oktober 2011

Good bye, Super Sic!

Meskipun saya dalam Moto GP tidak menjagokan sosok Simoncelli, tetapi saya tetap menulis artikel ini khusus untuk dia yang tepat 7 hari yang lalu dan kira-kira meninggal pada jam 17.00 WIB tesebut.  Mengapa? Karena meskipun tergolong 'orang baru' dalam perhelatan Moto GP itu, dia langsung mendapat prestasi di dalam Moto GP.
Marco Simoncelli (lahir di Cattolica, Rimini, Italia, 20 Januari 1987 – meninggal di Sepang, Malaysia, 23 Oktober 2011 pada umur 24 tahun) adalah salah satu pembalap MotoGP
yang berasal dari Italia, dan cukup terkenal dengan karakter balapnya yang cukup garang. Gaya garangnya ini terlihat ketika seri terakhir MotoGP musim 2010, saat ia nyaris membuat Jorge Lorenzo terjatuh dan gagal meraih kemenangan di seri terakhir musim itu.
Simoncelli mengawali karirnya di dunia balap motor profesional, ketika ia menginjak usia 9 tahun di ajang Italian Minimoto Championship. Tahun 2001 ia pun hengkang ke ajang European 125cc dan mengamankan titel juara di tahun 2002.
Pada tahun 2002 ia kemudian memulai karirnya di ajang MotoGP. Selama tiga tahun ia kemudian berlaga di kelas 125cc, namun ia hanya mampu meraih hasil terbaik di posisi kelima pada tahun 2005. Naik ke kelas 250cc ia menjadi satu-satunya pembalap tim Gilera yang mampu menunjukkan hasil terbaik di ajang ini. Yaitu menjadi juara dunia di tahun 2008.
Hasil ini membuat tim Gresini Honda tertarik untuk merekrutnya di ajang MotoGP pada tahun 2010 lalu. Ia pun mampu memperlihatkan hasil yang bagus sebagai pembalap rookie. Hasil terbaik yang bisa ditorehkan oleh pembalap asal Italia itu, adalah posisi keempat di MotoGP Portugal 2010.
Simoncelli meninggal dunia di Sirkuit Internasional Sepang pada tanggal 23 Oktober 2011 karena kecelakaan yang dialaminya saat GP Malaysia 2011. Simoncelli terlibat kecelakaan bersama Colin Edwards dan Valentino Rossi saat berada di posisi keempat pada putaran kedua. Simoncelli terjatuh ketika sedang berbelok di tikungan ke-11 Sirkuit Sepang dan tertabrak oleh motor Edwards. Edwards juga terjatuh namun hanya mengalami patah tulang bahu, sementara Simoncelli berbaring diam di lintasan sesaat setelah kecelakaan dengan helmnya terlepas dalam insiden itu. Sementara itu, Rossi hanya sedikit kehilangan keseimbangan dan dapat melaju pelan ke pit-stop. Setelah insiden tersebut, perlombaan dihentikan dan Simoncelli langsung dibawa ke pusat medis Sirkuit Sepang. Pada pukul 16.56 waktu setempat, Simoncelli dinyatakan meninggal dunia karena luka serius yang dideritanya. Kemudian, dalam jumpa pers direksi balapan MotoGP, kepala medis, Michele Macchiagodena, menyatakan bahwa Simoncelli mengalami “trauma serius di kepala, leher, dan dada,” dan sempat diberi perawatan CPR selama 45 menit sebelum akhirnya meninggal.
Super Sic akhirnya dikebumikan di Coriano, Rimini, Kamis, 27 Oktober waktu setempat. 

Di antara pelayat yang hadir, ada pembalap Andrea Dovizoso, Marco Melandri, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Bahkan Lorenzo  berdiri dengan tatapan mata kosong. 

Seperti diketahui, Lorenzo sempat bersitegang dengan Simoncelli dalam sebuah konferensi pers jelang balapan. Saat itu, Lorenzo sempat beradu mulut dengan Simoncelli. Dia mengkritik gaya balapnya yang super agresif dan cenderung membahayakan lawan.

Namun Lorenzo yang datang dengan pakaian serba hitam, dengan segala kebesaran hati secara terbuka telah memaafkan Simoncelli. "Saya akan selalu mengingat dan memaafkannya, karena saya sempat beradu argumen dengan Anda," kata Lorenzo lirih di sitat La Gazetta dello Sport, Jumat, 28 Oktober.

Sedangkan pembalap Repsol Honda, Andrea Dovizoso, juga berkomentar. Dia mengaku termotivasi untuk tampil lebih cepat jika mengenang rekan semasa kecilnya itu. "Saya selalu merindukan Anda. Anda pembalap kuat. Saya selalu semangat untuk tampil lebih cepat," tukas Dovizioso yang sudah menjadi pesaing Simoncelli sejak di ajang minimoto.

Sebelumnya peti jenazah Simoncelli diperlihatkan kepada masyarakat di sebuah gedung theater di kota Coriano. Kemudian Simoncelli disemayamkan di gereja Santa Maria Assunta.

"Malam sebelum perlombaan terakhir, Anda bilang ingin meraih hadiah utama, karena semua podium membuat Anda lebih baik. Kami berduka. Setiap jam kami tidak dapat melihat Anda. Anda memberi kami rasa damai. Kini Anda berada dalam podium tertinggi yang pernah ada. Selamat tinggal, Simoncelli," demikian khotbah  yang disampikan Uskup Rimini, Francis Lambiasi, dalam prosesi pemakaman pembalap San Carlo Honda Gresini tersebut.

Dalam prosesi di gereja, turut dipajang Kuda Besi Super Sic dan motor Gilera 250cc yang mengantarkannya menjadi juara dunia pada 2008 silam. Bahkan, helm Simoncelli pun diletakkan di atas peti mati lengkap dengan karangan bunga.

Kekasih Simoncelli, Kate Fretti, menjadi salah seorang yang paling berduka. Bagaimana tidak, gadis cantik ini menjadi saksi langsung meninggalnya orang yang paling dicintainya itu.

"Dia adalah laki-laki sempurna. Orang-orang yang sempurna tidak bisa terus bersama kita," kata Kate seperti dikutip Reuters.

Yang membuat Kate semakin berduka, kedua sejoli ini rencananya akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini. Namun, takdir berbicara lain, Simoncelli harus pergi setelah meninggal usai kecelakaan di Grand Prix Malaysia. 

"Ya, mereka merencanakan ingin membangun sebuah keluarga. Terkadang putri saya mengikuti dia (Simoncelli, red) ke mana pun pergi. Kate kadang membantunya sebagai staf. Dia senang sekali dengan kehidupan asmaranya bersama Simoncelli," kata ayah Kate, Maurizio Fretti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar